Aspek Sosial Ekonomi dan Demografi Kemaritiman

Aspek Sosial ekonomi dan demografi kemaritiman adalah suatu yang mengenai aspek-aspek kondisi populasi, pendidikan, sektor ekonomi kebaharian, dan aktivitas kebaharian penduduk bahari atau orang-orang yang penghidupan sosial ekonominya bersumber secara langsung atau tidak langsung dari pemanfaatan sumber daya laut.

 

Konsep sosial demografi kebaharian merujuk kepada kesatuan atau kumpulan manusia, baik  yang  mendiami daerah  pantai  dan  pulau-pulau  maupun yang  berasal  dari lingkungan  perkotaan dan pedesaan atau tempat yang jauh dari daerah pesisir, yang menggantungkan sumber pendapatan ekonomi dan aktivitasnya pada pemanfaatan sumber daya perairan dan jasa-jasa laut, yang dapat ditunjukkan dengan jumlah jiwa secara eksak atau dengan penaksiran semata.

 

A.    Kondisi Populasi dan Sosial Ekonomi Penduduk Bahari

Pada umumnya negara-negara yang mempunyai wilayah laut, terutama negara-negara kepulauan di dunia, sebagian besar penduduknya bermukim di daerah pantai dan pulau-pulau. Hal ini dimungkinkan oleh faktor-faktor kemudahan perolehan akses pada berbagai sektor mata pencaharian di darat mulai terbatas.

Di Indonesia diperkirakan jumlah penduduk yang bergantung secara langsung maupun tidak langsung pada sektor ekonomi kelautan, mencapai tidak kurang dari 30-an juta jiwa. Termasuk kategori penduduk bahari pesisir dan pulau-pulau ialah pengangguran semu, yaituanggota keluarga dan pekerja sewaktu-waktu yang jumlahnya cukup besar.

Beberapa faktor yang mempersulit perolehan angka penduduk bahari yang menyeluruh dan akurat adalah pola-pola mobilitas geografi musiman, kondisi pekerjaan tidak tetap, karakter  peralihan dan diversivikasi pekerjaan, asal-usul tempat yang berbeda-beda dan masih kurangnyaupaya pemerintah yang sungguh-sungguh melakukan pencacahan jiwa penduduk desa-desa pantai dan pulau-pulau secara luas dan teliti.

Karena diketahui bahwa penduduk bahari terutama masyarakat desa-desa nelayan pesisir dan pulau-pulau yang sedang berkembang, sebagian besar dalam kondisi miskin.

 

B.    Sektor Ekonomi dan Kategori Penduduk Bahari

1.     Sektor Ekonomi Kemaritiman

Di Indonesia, pada kenyataannya baru sedikit di antara sekian banyak sektor ekonomi kebaharian yang berkembang di negara maju seperti pelayaran/perhubungan, perikanan pertambangan, perdagangan hasil laut, industry hasil laut, industri kapal, industri alat-alat tangkap, jasa pengerukan pantai kawasan pelabuhan dan rute-rute pelayaran, pariwisata bahari, jasa Olah raga bahari, birokrasi, dll.

Dari sekian banyak sektor di atas ekonomi kebaharian yang berkembang di Indonesia yaitu:  

1. Perikanan              5. Industri kapal/perahu dan alat-alat tangkap ikan

2. Perhubungan          6. Pertambangan pasir dan batu karang

3. Perdagangan

4. Industri hasil laut

Sub-sub sektor industri yang dimaksud pun sebagian besar masih tergolong tradisional. Demikian juga sub sektor pertambangan berupa pengambilan batu-batu karang dari pasir laut, antara lain di lakukan di NTT, NTB, dan Sumatera Utara. Industry kapal modern dan semi modern, pariwisata dan olahraga bahari belum lama ini dimulai pengembangannya.

Sesuai beberapa hasil penelitian social budaya dengan metode survey pada masyarakat  pesisir dan pulau-pulau di beberapa desa di Kepulauan Spermonde (Kota Makassar dan Pangkep), kawasan takabonerate (Selayar), dan kelurahan Pulau Sembilan (Sinjai), yang antara lain dilakukan oleh Tim Social Assessment COREMAP Sulawesi Selatan dari tahun 1996/1997 – 1997/1998, diperoleh keterangan tentang adanya 7 sub sektor usaha terkait laut digeluti penduduk pesisir dan pulau-pulau sejak dahulu kala, yaitu:

1.    Perikanan

2.    Usaha Pengangkutan antar pulau dan pesisir

3.    Perdagangan hasil laut dan sarana tangkap

4.    Usaha modal/kredit

5.    Industry pengolahan hasil laut(ikan kering, pindang, dsb)

6.    Industry kapal/perahu dan alat tangkap

7.    Penambangan  pasir  dan batu-batu karang di kawasan terumbu karang  (kegiatan ekonomi yang signifikan merusak ekosistem terumbu karang.

 

2.     Kategori Penduduk Maritim

Penduduk maritim dibedakan dalam 3 kategori besar, yaitu:    

a.  Penduduk nelayan menurut asal-usul tempat pemukiman,  penduduk nelayan di  Indonesia dapat dibedakan atas:

b.  Penduduk nelayan pesisir dan pulau-pulau. Penduduk nelayan pesisir dan pulau-pulau ditandai dengan beberapa ciri mencolok, yaitu:

·      Menjalankan berbagai bentuk usaha perikanan dengan tipe teknologi tangkap tradisional dan skala kecil

·      Penerapan model diversivikasi usaha kenelayanan

·      Mengandalkan pengetahuan dan keterampilan informal

·      Pola permukiman yang kurang tertata dan rawan penyakit dan bencana

·      Kemiskinan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan keterampilan formal b)

c.  Penduduk nelayan yang berasal dari keluarga yang tinggal secara terpisah-pisah dikawasan permukiman perkotaan, dan daerah-daerah pedalaman. Merupakan subkategori nelayan yang minoritas tapi dominan dalam penguasaan sumber daya alam, modal dan teknologi perikanan. Kategori penduduk nelayan yang berasal dari lingkungan perkotaan dan pedasaan ini kebanyakan mempunyai ijazah pendidikan menengah, akademi, sarjana muda, bahkan sarjana lengkap dalam bidang-bidang kejuruan perikanan dan pelayaran.

 

ð  Pelayar/Pengusaha Transportasi Laut

Kategori penduduk bahari pelayar dapat juga dibedakan menjadi dua, yaitu

a.   Pelayar yang berasal dari kawasan pesisir dan pulau-pulau terdapat empat ciri mencolok dari kategori penduduk pelayar yang berasal dari kawasan pesisir dan pulau-pulau, yaitu:

·         Menjalankan bentuk usaha transportasi dengan tipe teknologi pelayaran tradisional berskala kecil

·         Penerapan model usaha intensifikasi

·         Mengandalkan pengetahuan dan keterampilan informal

·         Mendiami   desa-desa   pantai   dan    pulau-pulau    bersama    penduduk  nelayan  dengan pola permukiman kurang tertata yang rawan penyakit dan bencana

b.   Pelayar yang berasal dari lingkungan perkotaan dan pedesaan.

Merupakan subkategori pelayar yang minoritas tapi dominan dalam penguasaan sumber daya barang komoditas (barang dagangan penumpang), modal, teknologi pelayaran, jangkauan jaringan pelayaran dalam dan luar negeri.Kategori penduduk pelayar yang berasal dari lingkungan perkotaan dan pedasaan ini umumnya mempunyai pengetahuan dan keterampilan formal, ijazah pendidikan menengah, akademi, sarjana muda, bahkan sarjana lengkap dalam bidang-bidang kejuruan pelayaran.

 

ð  Penggunaan Sumber Daya dan Jasa-Jasa Laut Yang Lain

Adalah pedagang hasil-hasil laut, pekerja di pasar atau pelelangan ikan, pengelola dan pekerja industri hasil laut, pengelola/pengusaha dan pekerja industri perahu, kapal dan alat-alat tangkap serta semua perangkat perlengkapan berasosiasi infrastruktur pelayaran dan perikanan, para petambang batu karang dan pasir laut, petambang migas dan mineral, bahkan Marinir/Angkatan Laut dan satu-satuan tugas keamanan laut, pemerintah, peneliti dari lembaga ilmiah dan perguruan tinggi, LSM dan pemerhati lingkungan.

 

C.    Mobilitas Geografi Penduduk Pesisir dan Pulau-Pulau

Dalam melakukan aktivitasnya, penduduk bahari terutama nelayan dan pelayar di dunia memiliki ciri mobilitas geografi yang tinggi. Penduduk nelayan sebagai pemanfaat sumber   daya  perikanan  tujuannya ialah daerah-daerah  penangkapan  di perairan  pesisir  dan  laut  dalam, sedangkan kearah darat, tujuannya ialah  pusat - pusat permukiman penduduk dalam lingkungan kota-kota dan desa-desa   pantai di mana terdapat pasar dan pelelangan ikan sebagai tempat  penjalan  tangkapan  dan pembelian perlengkapan dan  perbekalan.  Ciri  mobilitas geografi yang tinggi terkondisikan dengan lingkungan laut yang sangat luas yang pada umumnya dicirikan  dengan pemanfaatan secara terbuka.

Sedangkan kelompok pelayar dengan armadanya justru menjadikan pelabuhan dan kota-kota pantai di mana-mana sebagai tujuannya untuk bongkar muat barang dan penumpang. Kegiatan para pelayar pada intinya mengenai tiga komponen utama, yakni jual beli barang, bongkar muat barang dan pelayaran.

Bagi pelayar, lautan hanyalah merupakan prasarana jaringan dan rute-rute transportasiantarkota pantai, antarpulau, antarnegara, dan antarbenua semata. Sedangkan nelayan tergantung secara mutlak pada laut sebagai sumber tangkapan dan juga pada pasar sebagai tempat penjualan komoditas hasil lautnya.

 

 

 

0 comments: